

Karakter Gen Z yang Perlu Diketahui oleh Pemasar
Generasi Z (Gen Z) menjadi sorotan dalam dunia pemasaran, namun, karakteristik mereka masih sering menjadi misteri bagi banyak merek. Terkadang, Gen Z dianggap mirip dengan generasi sebelumnya, yaitu Milenial, namun sebenarnya mereka memiliki keunikan tersendiri yang perlu dipahami oleh pemasar.
Pemasar saat ini dihadapkan pada tuntutan untuk mengubah strategi pemasaran mereka agar lebih interaktif dan kreatif guna menarik perhatian Gen Z, yang sering dianggap sebagai pengikut tren. Namun, sebagian besar pengambil keputusan di dunia bisnis masih berasal dari generasi baby boomer dan generasi X, yang mungkin merasa asing dengan metode pemasaran masa kini.
Meskipun menargetkan Gen Z mungkin tidak memberikan keuntungan secara langsung, namun penting untuk mengingat bahwa mereka adalah generasi yang akan menjadi pemegang keputusan di masa depan. Saat ini, pemegang keputusan mayoritas masih berasal dari golongan baby boomer dan generasi X.
Bagi pemasar, memahami karakter Gen Z adalah kunci untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif. Berikut adalah lima karakter Gen Z yang perlu dipahami oleh para pemasar:
1. Lebih Menyukai Customer Experience (CX)
Gen Z lebih memilih pengalaman pelanggan yang memuaskan daripada sekadar memiliki produk yang baik. Mereka menginginkan pengalaman yang membuat mereka merasa bernilai dan dihargai oleh merek. Contohnya dengan menyediakan layanan pelanggan yang responsif dan ramah melalui berbagai platform komunikasi, seperti live chat, media sosial, dan aplikasi pesan instan. Dengan memastikan bahwa setiap interaksi dengan pelanggan direspon dengan cepat dan penuh perhatian, merek dapat menciptakan pengalaman yang memuaskan bagi Gen Z. Selain itu, menyelenggarakan acara atau promosi yang menghadirkan pengalaman unik dan berkesan, seperti acara peluncuran produk yang interaktif atau pengalaman belanja yang menyenangkan, juga dapat menjadi strategi efektif untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan Gen Z akan pengalaman yang bermakna dan berharga.
2. KGOY (Kids Getting Older Younger)
Gen Z cenderung dewasa lebih cepat dari generasi sebelumnya. Mereka terpapar dengan informasi dan teknologi sejak dini, yang membuat mereka memiliki minat dan keinginan yang lebih matang. Misalnya Dengan munculnya berbagai produk dan layanan yang ditujukan khusus untuk anak-anak yang lebih dewasa secara emosional dan mental. Misalnya, ada peningkatan permintaan akan buku-buku dan program pendidikan yang menantang untuk anak-anak usia dini, yang dirancang untuk merangsang perkembangan intelektual mereka lebih awal. Selain itu, perusahaan makanan dan minuman juga menghasilkan produk dengan rasa dan kemasan yang lebih menarik bagi anak-anak yang cenderung memiliki preferensi yang lebih matang. Ini mencerminkan bagaimana merek dan produsen beradaptasi dengan pergeseran dalam pola pikir dan minat anak-anak generasi Z yang cenderung dewasa lebih cepat.
3, Pembelian Melalui Phygital
Gen Z terbiasa dengan pengalaman berbelanja yang menggabungkan dunia fisik dan digital. Mereka melakukan riset daring sebelum memutuskan untuk membeli produk secara fisik di toko. Penerapan pembelian melalui konsep “Phygital” adalah Strategi omni-channel yang digunakan oleh merek-merek ritel. Merek-merek tersebut menyediakan platform daring yang menyajikan informasi lengkap tentang produk-produk mereka, termasuk ulasan pengguna, panduan penggunaan, dan konten-konten menarik lainnya. Selain itu, mereka juga memiliki toko fisik di berbagai lokasi yang memungkinkan pelanggan untuk melihat, mencoba, dan membeli produk secara langsung. Dengan demikian, Gen Z dapat melakukan riset daring terlebih dahulu untuk memahami produk yang mereka minati sebelum membuat keputusan pembelian di toko fisik. Ini mencerminkan bagaimana merek menggabungkan pengalaman daring dan fisik untuk memenuhi preferensi dan perilaku belanja yang unik dari generasi Z.
4. Keep it Real
Gen Z menyukai merek yang autentik dan memiliki fokus yang jelas. Merek tidak perlu mencoba menyenangkan semua orang, namun lebih baik memfokuskan pada segmen pasar yang benar-benar menyukai dan mendukung merek. Untuk konsep “Keep it Real” adalah strategi pemasaran yang digunakan oleh merek pakaian lokal yang menekankan nilai-nilai kejujuran, keaslian, dan kesederhanaan. Merek-merek tersebut tidak terlalu memperhatikan tren yang sedang populer atau mencoba mengejar selera semua orang. Sebaliknya, mereka memfokuskan perhatian mereka pada segmen pasar yang memang benar-benar menghargai gaya dan filosofi merek. Merek-merek ini sering kali menggunakan model-model lokal yang mewakili keberagaman dan keindahan Indonesia, serta mempromosikan cerita-cerita di balik produk mereka untuk membentuk ikatan emosional dengan konsumen. Dengan mempertahankan nilai-nilai autentik mereka, merek-merek ini berhasil menarik perhatian Gen Z yang menghargai kejujuran dan kesederhanaan dalam merek yang mereka dukung.
5. Ask dan Advocate
Gen Z sangat aktif dalam interaksi sosial dan suka bertanya serta menjadi advokat merek yang mereka sukai. Mereka berkontribusi dalam memberikan masukan dan ulasan yang memengaruhi persepsi orang lain terhadap merek. Menerapkan konsep “Ask dan Advocate” bisa ditemukan dalam strategi pemasaran media sosial suatu merek makanan atau minuman di Indonesia. Merek tersebut dapat mendorong interaksi dengan pelanggan Gen Z melalui platform media sosial dengan mengajukan pertanyaan, meminta masukan, atau menggelar polling tentang produk atau preferensi konsumen terkait merek mereka. Selain itu, merek tersebut juga dapat memanfaatkan program penghargaan atau insentif bagi pelanggan yang menjadi advokat merek mereka dengan memberikan ulasan positif, membagikan konten merek, atau merekomendasikan produk kepada teman-teman mereka. Dengan demikian, Gen Z tidak hanya merasa lebih terlibat dalam pengalaman merek tersebut, tetapi juga merasa dihargai karena kontribusi mereka dalam membangun komunitas yang mendukung merek tersebut.
Pengaruh Gen Z dalam Pemasaran : Strategi untuk Era Digital
Dalam era digital yang terus berkembang, generasi Z telah menjadi salah satu kekuatan utama yang mempengaruhi dunia pemasaran. Generasi ini, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, tumbuh dengan teknologi yang canggih dan terhubung secara digital sejak usia dini. berikut ini 4 pengaruh generasi Z dalam pemasaran berdasarkan penelitian dari beberapa sumber kredibel.
1. Memahami Karakteristik Generasi Z
Menurut Mulyana (2023) dan Susanto (2022), generasi Z memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari generasi sebelumnya. Mereka cenderung lebih terhubung secara digital, cerdas dalam menggunakan teknologi, skeptis terhadap iklan tradisional, dan memilih konten yang otentik dan relevan. Karena itu, pemasar perlu memahami nilai-nilai dan preferensi mereka untuk menciptakan strategi yang efektif.
2. Pentingnya Personalisasi dan Kreativitas
Menurut Kotler dan Keller (2020), pemasar harus fokus pada personalisasi dan kreativitas dalam upaya mereka menjangkau generasi Z. Mengingat tingginya paparan informasi yang mereka terima setiap hari, pesan-pesan pemasaran haruslah unik, menarik, dan relevan dengan minat dan gaya hidup mereka. Strategi yang terbukti efektif adalah menggunakan konten yang disesuaikan dengan preferensi individu dan memanfaatkan platform digital yang digunakan generasi Z secara aktif, seperti Instagram, TikTok, dan YouTube.
3. Peran Penting Kolaborasi dan Keterlibatan
Smith dan Zook (2018) menyoroti pentingnya kolaborasi dan keterlibatan dalam membangun hubungan dengan generasi Z. Mereka cenderung lebih responsif terhadap merek yang tidak hanya menjual produk atau jasa, tetapi juga terlibat dalam isu-isu sosial dan lingkungan yang mereka pedulikan. Keterlibatan dalam kampanye-kampanye yang memiliki dampak positif pada masyarakat dapat meningkatkan loyalitas merek di kalangan generasi Z.
4. Pemanfaatan Teknologi dan Data Analytics
Teknologi memainkan peran kunci dalam memahami perilaku dan preferensi generasi Z. Pemasar dapat memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan dan analitika data untuk mengumpulkan wawasan yang mendalam tentang perilaku konsumen mereka. Dengan memahami pola pembelian, preferensi konten, dan perilaku online generasi Z, pemasar dapat mengoptimalkan strategi pemasaran mereka untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Kesimpulan
Pemasar perlu memahami karakteristik Gen Z dengan baik untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif. Dengan memahami preferensi dan perilaku konsumen Gen Z, pemasar dapat menciptakan pengalaman yang relevan dan memuaskan bagi generasi yang semakin dominan di pasar saat ini.
Generasi Z memiliki pengaruh yang signifikan dalam dunia pemasaran, dan memahami karakteristik, preferensi, dan perilaku mereka merupakan kunci kesuksesan bagi pemasar dalam era digital ini. Dengan menerapkan strategi yang personal, kreatif, kolaboratif, dan didukung oleh teknologi, pemasar dapat meningkatkan keterlibatan dan loyalitas generasi Z terhadap merek mereka.
Referensi
Mulyana, R. (2023). Memahami dan Menjangkau Generasi Z: Panduan Pemasaran untuk Era Digital. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Susanto, A. (2022). Strategi Pemasaran untuk Generasi Z: Menangkap Peluang di Era Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2020). Marketing Management (16th ed.). New Jersey: Pearson Education.
Smith, P. R., & Zook, M. (2018). Gen Z: The Next Frontier in Marketing. New York: Kogan Page.
Tags: autentisitas merek, customer experience, Gen Z, Interaksi sosial, KGOY, Pemasaran, pembelian phygital, Pengaruh Gen Z dalam Pemasaran