Manajemen Laba dan Premanaged Earnings

Manajemen laba dalam arti sempit adalah aktivitas manajer yang menggunakan metode discretionary accruals untuk memastikan laba yang dihasilkan, sedangkan dalam arti luas adalah penurunan pelaporan laba yang tidak menganggu aktivitas menurunkan profitabilitas perusahaan untuk periode yang sangat panjang (Sugiri, 1988). Manajemen laba dapat terjadi karena manajer menggunakan keputusannya untuk memodifikasi laporan keuangan perusahaan supaya memudahkan dalam mempengaruhi pemangku kepentingan terkait kinerja yang dimiliki suatu perusahaan (Healy dan Wahlen, 1999). Manajemen laba merupakan pendapat manajer dalam menentukan landasan akuntansi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan yang diinginkan bersama (Scott, 2000).

Aktivitas manajemen laba digunakan untuk mengelola laba yang belum dimanaged sebelumnya, laba tersebut dikenal dengan premanaged earnings (Wibiksono dan Rudiawarni, 2015). Premanaged earnings ini juga digunakan untuk memastikan jika manajer melakukan manipulasi laba saat pendapatannya mendekati tolak ukur yang dibuat tersebut. Premanaged earnings ini diukur dengan menambahkan arus kas operasi dengan akrual nondiskresioner, hasilnya dikurangi dengan dividen saham preferen (DeFond dan Park, 1997).

Pengaruh Premanaged Earnings terhadap Manajemen Laba

Premanaged earnings adalah laba yang belum dimanage sebelumnya dan akan dikelola melalui proses manajemen laba. Dalam teori akuntansi positif, dijelaskan bahwa perusahaan akan melakukan manajemen laba untuk mencapai target yang diinginkan. Manajemen laba akan dilakukan oleh manajemen perusahaan ketika nilai premanaged earnings yang dimiliki perusahaan rendah. Manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan diharapkan dapat meningkatkan laba dan mencapai target laba yang ditetapkan perusahaan. Laba tersebut juga diharapkan dapat memenuhi kepentingan manajer (mendapatkan keuntungan secara pribadi) dan kepentingan manajer selaku agen perusahaan (meningkatkan keuntungan pemilik).