Pengertian dan Manajemen Piutang Dagang dalam Konteks Keuangan Perusahaan
   

Pengertian Piutang Dagang

Piutang dagang merupakan jumlah uang yang harus diterima oleh sebuah perusahaan dari pelanggan atau pihak lain atas penjualan barang atau jasa dalam operasinya. Ini adalah komponen penting dalam struktur keuangan sebuah perusahaan, mempengaruhi arus kas dan profitabilitasnya.

Pengertian Menurut Para Ahli

  • Soemarso (2004) piutang dagang adalah klaim atau tagihan terhadap pelanggan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit dalam operasional perusahaan.
  • Hery (2015) menjelaskan piutang dagang sebagai jumlah uang yang harus diterima oleh perusahaan dari pelanggan atas penjualan barang atau jasa yang telah dilakukan secara kredit.
  • Mardiasmo (2016) menyatakan bahwa piutang dagang adalah hak perusahaan atas tagihan yang harus diterima dari pelanggan atau pihak lainnya atas penjualan barang atau jasa secara kredit.
  • Menurut Soemarso (2009:338) yang dimaksud dengan Piutang yaitu : “Piutang merupakan kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran- kelonggaran kepada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelonggaran-kelonggaran yang diberikan biasanya dalam bentuk memperbolehkan para pelanggan tersebut membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.”
  • Menurut Warren Reeve dan Fess (2008:404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan Piutang adalah sebagai berikut: Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya
  • Menurut Zaki Baridwan (2009:124) Piutang adalah : Piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, dalam kegiatan normal perusahaan biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar.
  • Menurut Munawir (2010:15) berpendapat bahwa : Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.
  • Pengertian piutang dagang menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:4:9) adalah sebagai berikut : Piutang yang dinyatakan sebagai jumlah kotor tagihan dikurangkan dengan taksiran yang tidak ditagih jumlah faktor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan
    atau taksiran jumlah yang tidak tertagih.

Jenis-Jenis Piutang Dagang

Berikut beberapa jenis piutang dagang yang perlu Anda ketahui.

1. Secara Umum

Piutang dagang dapat dibagi menjadi dua kategori utama:

  • Piutang Usaha: Merujuk pada tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang menjadi bagian dari operasi normal perusahaan.
  • Piutang Lainnya: Meliputi tagihan yang timbul dari transaksi atau kegiatan lain selain operasi normal perusahaan, seperti pinjaman kepada karyawan.

2. Berdasarkan Jangka Waktunya

Berdasarkan jangka waktu pembayaran yang diharapkan, piutang dagang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Piutang Jangka Pendek: Tagihan yang diharapkan untuk dilunasi dalam periode waktu yang relatif singkat, biasanya dalam satu tahun atau dalam siklus operasional normal perusahaan.
  • Piutang Jangka Panjang: Merujuk pada tagihan yang tidak diharapkan untuk dilunasi dalam waktu dekat, biasanya lebih dari satu tahun.

3. Berdasarkan Sifatnya

Dilihat dari kemungkinan pelunasan yang terjadi, piutang dagang dapat dibagi menjadi:

  • Piutang Lancar: Tagihan yang memiliki kemungkinan besar untuk dilunasi tepat waktu sesuai dengan persyaratan pembayaran yang telah disepakati.
  • Piutang Macet: Merujuk pada tagihan yang memiliki kemungkinan kecil atau tidak pasti untuk dilunasi, seringkali karena pelanggan mengalami kesulitan keuangan atau ketidakmampuan untuk membayar.

Contoh Piutang Dagang dan Cara Menghitungnya

Contoh Kasus
Misalnya, sebuah perusahaan ABC menjual barang kepada pelanggan XYZ dengan nilai Rp 10.000.000 dengan persyaratan pembayaran dalam 30 hari.

Cara Menghitung Piutang Dagang
Piutang dagang dalam kasus ini adalah nilai penjualan yang belum dibayar oleh pelanggan setelah jatuh tempo, yaitu Rp 10.000.000.

Cara Mencatat Saldo Piutang Dagang dalam Buku Besar

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda ketahui untuk melakukan pencatatan dengan tepat:

1. Pilih Akun yang Tepat

Ketika mencatat transaksi piutang dagang, pastikan untuk menggunakan akun yang sesuai, yaitu akun piutang dagang. Ini adalah akun yang digunakan untuk mencatat tagihan yang belum dibayar oleh pelanggan atas barang atau jasa yang telah disediakan.

2. Debit atau Kredit

Saat terjadi penjualan, akun piutang dagang akan didebet, menandakan peningkatan dalam jumlah piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Sebagai kontraprestasi, akun pendapatan akan dikredit, merefleksikan pendapatan yang diperoleh dari penjualan tersebut. Ini mencerminkan konsep dasar akuntansi double-entry, di mana setiap transaksi memiliki setidaknya dua entri yang saling melengkapi.

3. Gunakan Tanggal yang Tepat

Sangat penting untuk mencatat tanggal penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayaran dalam pencatatan saldo piutang dagang. Hal ini membantu dalam memantau periode kredit yang diberikan kepada pelanggan dan memungkinkan perusahaan untuk mengelola arus kas dengan lebih efektif.

4. Catat Nominal Piutang Dagang

Pastikan untuk mencatat jumlah piutang dagang yang harus diterima dari pelanggan dengan akurat. Ini termasuk total tagihan yang belum dibayar atas barang atau jasa yang telah disediakan oleh perusahaan.

5. Pertimbangkan Pembayaran

Jika pelanggan membayar piutangnya, catatlah pembayaran tersebut dengan mengurangkan jumlah piutang dagang yang tercatat dan meningkatkan saldo kas perusahaan. Akun kas akan didebet, sedangkan akun piutang dagang akan dikredit. Hal ini mencerminkan pengurangan dalam jumlah piutang yang dimiliki oleh perusahaan dan peningkatan dalam jumlah uang tunai yang tersedia.

Contoh Tabel Pencatatan Piutang Dagang

Contoh Tabel Pencatatan Piutang Dagang
Contoh Tabel Pencatatan Piutang Dagang

Tips Sederhana Manajemen Piutang Dagang

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

1. Buat Kebijakan Kredit yang Jelas

Tentukan syarat dan batas kredit untuk pelanggan dengan jelas. Dengan memiliki kebijakan kredit yang terstruktur, perusahaan dapat mengontrol risiko kredit dan menghindari pemberian kredit yang berlebihan kepada pelanggan yang berpotensi tidak mampu membayar.

2. Lakukan Analisis Kredit Pelanggan

Sebelum memberikan kredit kepada pelanggan baru, lakukan analisis kredit yang cermat. Evaluasi kemampuan pembayaran pelanggan berdasarkan riwayat pembayaran sebelumnya, laporan keuangan, dan referensi bisnis. Hal ini membantu mengidentifikasi risiko pembayaran yang tinggi dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang sesuai.

3. Buatlah Jadwal Penagihan yang Tepat

Tetapkan jadwal penagihan yang teratur dan jelas baik secara manual di papan atau menggunakan fitur kalender di komputer. Dengan demikian, perusahaan dapat memastikan bahwa penagihan dilakukan tepat waktu dan secara konsisten, meningkatkan peluang untuk pembayaran tepat waktu dari pelanggan.

4. Lakukan Penagihan Secara Rutin

Lakukan penagihan secara konsisten dan profesional. Pastikan untuk mengirimkan tagihan dengan tepat waktu dan mengikuti prosedur penagihan yang telah ditetapkan. Komunikasikan dengan jelas kepada pelanggan mengenai jatuh tempo pembayaran dan konsekuensi dari keterlambatan pembayaran.

5. Buatlah Cadangan Piutang Tak Tertagih

Siapkan cadangan untuk menangani piutang yang tidak dapat ditagih. Dengan menyiapkan cadangan ini, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif dari piutang tak tertagih terhadap laba dan arus kasnya.

6. Gunakan Software Akuntansi Beeaccounting

Manfaatkan software akuntansi seperti Beeaccounting untuk mempermudah manajemen piutang dagang. Dengan fitur-fitur yang disediakan oleh software ini, perusahaan dapat memantau piutang dengan lebih efisien, mengelola tagihan, dan mengoptimalkan proses penagihan.

Kesimpulan

Piutang dagang merupakan klaim atau tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa secara kredit dalam operasional perusahaan. Ini adalah komponen vital dalam struktur keuangan perusahaan yang mempengaruhi arus kas dan profitabilitasnya. Artikel ini menjelaskan pengertian piutang dagang menurut berbagai ahli, jenis-jenis piutang dagang, contoh kasus perhitungan piutang dagang, cara pencatatan dalam buku besar, serta memberikan tips manajemen yang efektif untuk mengelola piutang dagang dengan baik.

Referensi

Soemarso, S. R. (2004). Akuntansi Keuangan Menengah: Pendekatan Teori dan Praktik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Hery, M. (2015). Manajemen Keuangan: Teori dan Praktik. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi 2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Soemarso, S. R. (2009). Akuntansi Keuangan Lanjutan: Teori dan Praktik. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Reeve, W., & Fess, P. E. (2008). Warren Reeve & Fess Accounting. Edisi 11. New York: John Wiley & Sons.

Baridwan, Z. (2009). Akuntansi Keuangan Menengah. Edisi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Munawir, S. (2010). Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi 1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 9: Piutang Usaha. Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia.

Tags: , , , , , , , , , ,

Diposting oleh hestanto


Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *