Pengertian Iklan : Tujuan, Sasaran, Jenis dan Pemilian Media
   

Pengertian Iklan

Iklan adalah salah satu alat komunikasi pemasaran yang berbentuk presentasi non-pribadi, digunakan untuk mempromosikan gagasan, barang, atau jasa. Ini adalah metode efektif untuk menyebarkan pesan dengan tujuan membangun preferensi merek atau menargetkan pasar tertentu (Kotler & Keller, 2016). Salah satu fungsi iklan adalah menunjukkan perbedaan antara satu produk dengan produk lainnya kepada audiens. Iklan juga berfungsi sebagai media persuasi, mendorong konsumen untuk melakukan pembelian meskipun awalnya mereka mungkin tidak memerlukan produk tersebut.

Iklan adalah komunikasi komersial dan non-pribadi tentang sebuah organisasi dan produknya yang disampaikan kepada khalayak target melalui media massa seperti televisi, radio, koran, majalah, surat langsung, reklame luar ruang, atau kendaraan umum (Lee, 2004).

Menurut Basuki (2000), iklan terbagi menjadi dua jenis yaitu:

  1. Iklan komersial
    Iklan komersial, atau sering disebut iklan bisnis, bertujuan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dan angka penjualan.

     

  2. Iklan non-komersial
    Iklan non-komersial adalah iklan yang berisi informasi edukatif bagi masyarakat, tidak untuk keuntungan ekonomi tetapi untuk mencapai keuntungan sosial.

Iklan merupakan bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memotivasi pembeli potensial, mempromosikan produk atau jasa, mempengaruhi opini publik, dan memenangkan dukungan masyarakat agar berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan pemasang iklan.

Pengertian iklan:

  1. Iklan adalah berita pesanan yang bertujuan mendorong dan membujuk khalayak tentang barang atau jasa yang ditawarkan.
  2. Iklan juga dapat diartikan sebagai pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, disebarkan melalui media massa seperti surat kabar, majalah, dan media elektronik seperti radio, televisi, dan internet.

Dari pengertian tersebut, iklan bertujuan untuk menarik perhatian, mendorong, dan membujuk pembaca agar memenuhi permintaan pemasang iklan.

Pada dasarnya, iklan adalah sarana komunikasi yang digunakan oleh perusahaan atau produsen untuk menyampaikan informasi tentang barang atau jasa kepada publik, terutama pelanggan, melalui media massa. Semua iklan dibuat dengan tujuan yang sama, yaitu memberikan informasi dan membujuk konsumen untuk mencoba atau mengikuti apa yang ada dalam iklan tersebut, baik itu produk atau jasa yang ditawarkan.

Jika dilihat dari definisinya, iklan berbeda dengan periklanan. Iklan adalah pesan yang disampaikan kepada konsumen, baik secara lisan maupun visual.

Iklan adalah hal yang umum ditemui di media cetak, media elektronik, maupun media online. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklan adalah berita pesanan yang bertujuan mendorong dan membujuk khalayak agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan, atau pemberitahuan mengenai barang atau jasa yang dijual dan dipasang di media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum. Iklan sudah ada sejak era Babylonia 3000 SM, berupa kepingan tanah liat (clay tablet). Di Mesir dan Yunani, iklan berupa pengumuman datangnya kapal pembawa anggur, dagangan baru, hingga acara pertarungan gladiator dibuat menggunakan daun papirus. Ini menunjukkan bahwa sejak zaman itu sudah ada kegiatan menyampaikan pesan non-personal untuk menjual atau mempromosikan produk, layanan, atau ide, sesuai dengan pengertian dari William J. Stanton dalam bukunya Fundamentals of Marketing.

Penemuan mesin cetak meningkatkan angka melek huruf dan menjadikan periklanan bisnis masal pada saat itu. Di Indonesia, surat kabar menjadi media populer sejak pertengahan abad ke-19. Bondan Winarno menulis bahwa pada tahun 1930-an banyak poster dan papan reklame ditempel pada panel samping gerobak sapi yang mengangkut barang. Berbagai surat kabar di kota-kota besar di Indonesia menjadi media iklan yang memenuhi halaman-halamannya dengan barang dan jasa.

Iklan berbeda dengan periklanan. Iklan adalah pesan itu sendiri, sedangkan periklanan adalah prosesnya, yaitu program kegiatan untuk mempersiapkan dan menyebarluaskan pesan tersebut ke pasar. Menurut Kasali, iklan didefinisikan secara sederhana sebagai pesan yang menawarkan produk, ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media. Untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk seseorang membeli. Sementara itu, Guin, Allen, dan Semenik dalam buku Advertising & Integrated Brand Promotion menyatakan bahwa periklanan adalah proses komunikasi. Mereka menyatakan bahwa “Communication is a fundamental aspect of human existence and advertising is communication”.

Tujuan Iklan

Tujuan iklan adalah untuk meningkatkan penjualan, membentuk citra produk yang diproduksi oleh perusahaan, dan memperkenalkan produk kepada konsumen. Iklan membantu konsumen yang sebelumnya tidak mengetahui suatu produk menjadi sadar akan keberadaannya, sehingga diharapkan menumbuhkan kesadaran merek.

Menurut Shimp (2003), tujuan periklanan meliputi:

  1. Memberi Informasi (Informing): Periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta membantu menciptakan citra merek yang positif.
  2. Mempersuasi (Persuading): Periklanan yang efektif mampu membujuk pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Persuasi ini bisa berupa permintaan primer, yang menciptakan permintaan untuk seluruh kategori produk, atau lebih sering, permintaan sekunder, yang meningkatkan permintaan untuk merek-merek spesifik dari perusahaan.
  3. Mengingatkan (Reminding): Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan konsumen, meningkatkan minat mereka terhadap merek yang sudah ada, dan mendorong pembelian merek yang mungkin tidak akan mereka pilih.
  4. Menambah Nilai (Adding Value): Iklan menambahkan nilai pada merek dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Iklan yang efektif membuat merek dipandang sebagai lebih elegan, bergaya, bergengsi, dan lebih unggul dibandingkan tawaran pesaing.
  5. Mendampingi (Assisting): Periklanan membantu proses penjualan dengan memberikan pendahuluan yang berharga bagi tenaga penjualan sebelum melakukan kontak pribadi dengan pelanggan potensial. Ini menghemat upaya, waktu, dan biaya periklanan karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk menginformasikan prospek tentang keistimewaan dan manfaat produk. Selain itu, iklan meningkatkan kredibilitas pernyataan yang dibuat oleh perwakilan penjualan.

Sasaran Periklanan

Periklanan yang terencana dengan baik memperhatikan sasaran periklanan. Menurut Tjiptono (1997), sasaran periklanan meliputi:

  1. Kesadaran (Awareness): Sasaran utama periklanan adalah meningkatkan pengenalan nama merek, konsep produk, serta informasi tentang tempat dan cara membeli produk.
  2. Mengingatkan (Remind to Use): Periklanan bertujuan untuk meningkatkan jumlah pembeli yang menggunakan produk, jasa, atau ide, serta memastikan persediaan produk, jasa, atau ide tersebut tetap ada.
  3. Mengubah Sikap tentang Penggunaan Produk: Tujuan periklanan adalah meningkatkan penggunaan produk dan menarik pengguna atau konsumen baru.
  4. Mengubah Persepsi: Periklanan berusaha mengubah persepsi konsumen tentang pentingnya atribut merek sehingga atribut tersebut menjadi penentu dalam proses pemilihan oleh konsumen.
  5. Mengubah Keyakinan tentang Merek: Jika suatu atribut dianggap penting, konsumen akan menilai sejauh mana setiap merek atau alternatif produk memiliki atribut tersebut. Sasaran periklanan di sini adalah meningkatkan nilai produk di mata konsumen berdasarkan atribut penting tersebut.
  6. Mengukuhkan Sikap (Attitude Reinforcement): Sasaran periklanan adalah memberikan keyakinan kepada pelanggan bahwa merek atau atribut tersebut benar-benar memberikan tingkat kepuasan tertinggi untuk manfaat yang paling optimal.

Pemilihan Media Iklan

Pemilihan media iklan memiliki dampak signifikan terhadap efektivitas iklan dan bagaimana iklan tersebut diterima oleh orang atau konsumen. Kotler (2000) menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media:

  1. Kebiasaan Media Konsumen Sasaran: Penting untuk memperhatikan kebiasaan media dari konsumen sasaran, termasuk faktor demografi dan jangkauan media terhadap konsumen tersebut.
  2. Kecocokan dengan Produk: Media yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik produk atau merek tertentu, apakah perlu peragaan visual produk atau hanya audio, serta apakah media tersebut dapat mencapai dampak yang diinginkan.
  3. Relevansi dengan Pesan: Media yang dipilih harus sesuai dengan jenis pesan yang disampaikan dalam iklan. Jika pesan bersifat pemberitahuan atau pengumuman, televisi mungkin menjadi pilihan yang tepat, tetapi jika pesan berisi banyak data teknis, maka media surat kabar atau majalah mungkin lebih sesuai.
  4. Pertimbangan Biaya: Biaya adalah pertimbangan penting dalam menilai efektivitas iklan. Dengan mempertimbangkan biaya tertentu, penting untuk memastikan bahwa media yang dipilih dapat mencapai tujuan iklan dengan efisie

Jenis-Jenis Iklan

Menurut Bittner (melalui Rendra, 2005:65), secara teoritis terdapat dua jenis iklan, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat. Iklan standar adalah iklan yang disusun khusus untuk memperkenalkan barang, jasa, atau layanan kepada konsumen melalui media periklanan, dengan fokus pada keuntungan ekonomis. Di sisi lain, iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan non-profit yang tidak bertujuan mencari keuntungan komersial secara langsung, tetapi ditujukan untuk keuntungan sosial.

Alo Liliweri (melalui Rendra, 2005:67) juga memberikan pendapat terkait pembagian jenis iklan. Ia mengelompokkannya menjadi dua kategori besar, yaitu pembagian secara umum dan khusus. Pembagian secara umum mencakup iklan tanggung jawab sosial, iklan bantahan, iklan pembelaan, iklan perbaikan, dan iklan keluarga. Sedangkan pembagian secara khusus melibatkan kategori berdasarkan khalayak sasaran psikografis, geografis, penggunaan media, serta fungsi dan tujuan iklan.

Bovee (melalui Rendra, 2005:75) membagi iklan berdasarkan fungsi dan tujuannya. Menurut kategorisasi ini, iklan dapat dibagi menjadi iklan produk dan non-produk, iklan komersial dan non-komersial, serta iklan langsung dan tidak langsung. Namun, memetakan jenis-jenis iklan bukanlah tugas yang mudah karena sering kali terjadi tumpang tindih antara satu jenis iklan dengan yang lainnya. Oleh karena itu, pembagian jenis-jenis iklan dapat disesuaikan dengan media iklan yang digunakan.

Sumber Bacaan

Kotler, P., & Keller, K. (2016). Marketing Management.Uppper Saddle River: Pearson Education Inc.

Lee, M. D. (2004). Prinsip-Prinsip Pokok Periklanan Dalam Prespektif Global. Jakarta: Prenada Media.

Basuki, S. (2000). Asas-Asas Pemasaran.Yogyakarta: Liberty

J. Thomas Russell dan W. Ronald Lane,Kleppner’s Advertising Procesure.( New Jersey: PearsonEducation,Inc, 2002 ) hal 5 [1]

William J Stanton,Fundamentals of Marketing. ( New York:McGraw-Hill, 1984 ) hal 465  [2]

Muhammad Jaiz, Dasar Dasar Periklanan. (Yogyakarta:Graha Ilmu 2014) hlm 9 [3]  & Muhammad Jaiz, Ibid, hlm 2-3 [4]

Shimp,Terence, A.(2003). Periklanan Promosi. Jakarta: Erlangga

Tjiptono, F. (1997). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

_________. (2012). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.

Kotler, Phillip. (2000). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Widyatama, Rendra. 2005.Pengantar Periklanan.Buana Pustaka Indonesia.Jakarta

Tags: , , , , , , , , ,

Diposting oleh hestanto


This article has 2 comments

  1. spesialis kolam Reply

    sangat bermafaat

  2. Je Reply

    Artikel ini membantu pembaca untuk lebih mengetahui apa itu iklan. Mulai dari tujuan iklan, sasaran iklan, serta jenis-jenis iklan, hingga pemilihan iklan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *