Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
   

Menurut Irawan dan Suparmoko (1999), istilah pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan sering digunakan secara bergantian, tetapi mempunyai maksud yang sama, terutama dalam pembicaraan-pembicaraan mengenai masalah ekonomi. Apabila kedua istilah itu digunakan bersama maka akan mempunyai pengertian masing-masing yang lebih khusus. Dikatakan ada pertumbuhan ekonomi apabila terdapat lebih banyak output, dan terjadinya perkembangan atau pembangunan ekonomi bila tidak hanya terdapat lebih banyak output, tetapi juga perubahan-perubahan dalam kelembagaan dan pengetahuan teknik dalam menghasilkan output yang lebih banyak. Pertumbuhan dapat meliputi penggunaan input lebih banyak dan lebih efisien, yaitu adanya kenaikan output per satuan input, dengan kata lain, dengan kesatuan input dapat menghasilkan output yang lebih banyak. Pembangunan atau perkembangan ekonomi menunjukkan perubahan-perubahan dalam struktur output dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian disamping kenaikan output. Pada umumnya perkembangan atau pembangunan selalu disertai dengan pertumbuhan, tetapi pertumbuhan belum tentu disertai dengan pembangunan atau perkembangan.

Menurut Kuznets (1971) dalam Jhingan (2000), Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologi yang diperlukan. Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi menurut Todaro (2000), adalah akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja, dan kemajuan teknologi. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja merupakan factor positif dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Kemajuan teknologi dapat meningkatkan nilai tambah yang tinggi.

Menurut Todaro (2000), ciri-ciri pertumbuhan ekonomi:
1. Adanya laju pertumbuhan penduduk dan produk per kapita.
2. Adanya peningkatan Produktivitas.
3. Adanya laju perubahan structural yang tinggi.
4. Adanya urbanisasi.
5. Adanya ekspansi negara maju.
6. Adanya arus barang, Modal, dan orang antar bangsa.

Menurut (Sadono, 1985:7) Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas jangka panjang suatu negara untuk memasok penduduknya dengan berbagai barang ekonomi. Perkembangan teknologi dan respon kelembagaan, ideologi dan teknologi terhadap tuntutan saat ini mempengaruhi pengembangan kapasitas. Pertumbuhan ekonomi dalam pandangan (Boediono, 1985) adalah peningkatan bertahap dalam output perkapitanya. Beberapa poin ditekankan dalam penjelasan ini, terutama:

  1. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses dan tidak menggambarkan periode waktu tertentu. Hal ini dapat dijelaskan dari sisi dinamis. Artinya, perekonomian terus berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
  2. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan proses peningkatan produksi, yang harus diperhatikan dari segi total produksi (PDB) dan jumlah penduduk.
  3. Pertumbuhan ekonomi adalah aspek jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi terjadi dalam jangka waktu yang lama. Misalnya, 5 tahun, 10 tahun, atau bahkan lebih lama.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan kapasitas suatu negara untuk menyediakan barang dan jasa kepada masyarakat atau penduduk dengan meningkatkan output per kapita selama periode waktu tertentu. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara pada suatu periode tertentu adalah produk domestik bruto (PDB), dan tingkat regional menggunakan produk domestik bruto regional (PDRB). Maksud dari PDB dan PDRB dalam hal ini adalah untuk meringkas kegiatan ekonomi dengan melihat nilai uang dari waktu ke waktu. Pertumbuhan ekonomi juga bersifat dinamis karena perekonomian terus berkembang dan sering berubah dari waktu ke waktu.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar

 Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar dikembangkan oleh dua ekonom setelah Keynes, Evsey Domar dan R.F. Harrod. Domar pertama kali mempresentasikan teori tersebut dalam American Economic Journal pada tahun 1947. Harrod menerbitkan ini di Economic Journal pada tahun 1939. Jadi, pada dasarnya teori tersebut sebenarnya dikembangkan secara terpisah oleh dua orang ekonom. Namun karena inti teorinya sama, maka lebih dikenal dengan teori Harrod- Domar (Sukirno, 2006). Teori Harrod-Domar merupakan perluasan dari analisis Keynesian tentang aktivitas ekonomi nasional dan masalah penggunaan tenaga kerja. Analisis Keynesian dianggap tidak lengkap karena tidak menyelesaikan masalah ekonomi jangka panjang. Analisis Harrod-Domar bertujuan untuk menutupi kelemahan tersebut. Dengan kata lain, teori Harrod-Domar pada dasarnya mencoba menunjukkan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan yang stabil, atau steady growth, yang dapat didefinisikan sebagai perubahan yang selalu terjadi dalam perekonomian (Sukirno, 2006).

Dalam teori Harrod-Domar, pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang meningkatkan kemampuan perekonomian untuk memproduksi barang dan pengeluaran yang meningkatkan permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan. Teori ini menunjukkan fakta yang diabaikan dalam analisis Keynesian: bahwa jika sejumlah pembentukan modal terjadi pada waktu tertentu, perekonomian akan memiliki kapasitas yang lebih besar untuk memproduksi komoditas pada periode berikutnya.

Dalam pandangan Keynes, teori Harrod-Domar mengasumsikan bahwa peningkatan kapasitas ini tidak secara otomatis menghasilkan peningkatan produksi dan peningkatan pendapatan nasional. Harrod-Domar setuju dengan pandangan Keynes bahwa peningkatan produksi dan pendapatan nasional ditentukan oleh peningkatan pengeluaran publik, bukan peningkatan kapasitas produktif. Oleh karena itu, bahkan dengan peningkatan kapasitas produksi, pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi hanya dapat dicapai jika pengeluaran publik meningkat dibandingkan dengan tingkat sebelumnya. Berangkat dari sudut pandang ini, analisis Harrod-Domar bertujuan untuk menunjukkan kondisi yang diperlukan agar dalam jangka panjang (karena pembentukan modal) peningkatan kapasitas produksi selalu dimanfaatkan sepenuhnya (Sukirno, 2006).

Dalam menganalisis masalah pertumbuhan ekonomi, teori Harrod-Domar bertujuan untuk menjelaskan kondisi yang harus dipenuhi suatu perekonomian untuk mencapai pertumbuhan yang stabil dalam jangka panjang. Menggunakan contoh berikut (Sukirno, 2006):

  1. Barang modal telah mencapai kapasitas
  2. Tabungan sebanding dengan pendapatan nasional
  3. Rasio output modal tetap,
  4. Perekonomian terdiri dari dua

 

Tag: ,

Diposting oleh hestanto


Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *