Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Prof. Simon Kuznet (1871) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang untuk menyediakan berbagai jenis barang ekonomi yang terus meningkat kepada masyarakat. Kemampuan ini tumbuh atas dasar kemajuan teknologi, institusional dan idiologis yang diperlukannya. Definisi tersebut mempunyai 3 (tiga) komponen penting: Pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang. Kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk. Ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara tepat dan baik (Suryana, 2000).
Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kemampuan dari suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Maka dapat disimpulkan bahwa makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan (Nanga, 2005).
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan dalam suatu perekonomian. Kemajuan suatu perekonomian ditentukan oleh besarnya pertumbuhan yang ditunjukan oleh perubahan output nasional. Adanya perubahan output dalam perekonomian merupakan analisis ekonomi jangka pendek.
Secara umum teori tentang pertumbuhan ekonomi dapat di kelompokan menjadi dua, yaitu teori pertumbuhan ekonomi klasik dan teori pertumbuhan ekonomi modern. Pada teori pertumbuhan ekonomi klasik, analisis di dasarkan pada kepercayaan dan efektivitas mekanisme pasar bebas. Teori ini merupakan teori yang dicetuskan oleh para ahli ekonom klasik antara lain Adam Smith, David Ricardo.
Teori lain yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi adalah teori ekonomi modern. Teori pertumbuhan Harrod-Domar merupakan salah satu teori pertumbuhan ekonomi modern, teori ini menekankan arti pentingnya pembentukan investasi bagi pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi investasi maka akan semakin baik perekonomian, investasi tidak hanya memiliki pengaruh terhadap permintaan agregat tetapi juga terhadap penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi. Dalam perspektif yang lebih panjang investasi akan menambah stok kapital. (Ahmad Ma’aruf dan Latri Wihastuti)
Pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas produksi untuk mencapai penambahan output, yang diukur menggunakan Produk Domestik Bruto (PDB) maupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam suatu wilayah.(Rahardjo Adisasmita)
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Tekanannya pada tiga aspek, yaitu: proses, output perkapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat. Disini kita melihat aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu bagaimana suatu perekonomian berkembang atau berubah dari waktu ke waktu. Tekanannya ada pada perubahan atau perkembangan itu sendiri (Boediono). Menurut Prof. Simon Kuznets (Michael Todaro) , pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut dimungkinkan oleh adanya kamajuan atau penyesuaian penyesuaian teknologi, intitusional dan ideologi terhadap berbagai keadaan yang ada.
Perkembangan ekonomi mengandung arti yang lebih luas serta mencakup perubahan pada susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan ekonomi pada umunya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan.
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi terus menerus, usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita, kenaikan pendapatan perkapita harus terus berlangsung dalam jangka panjang dan yang terakhir perbaikan sistem kelembagaan disegala bidang (misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya). Sistem ini bisa ditinjau dari dua aspek yaitu: aspek perbaikan dibidang organisasi (institusi) dan perbaikan dibidang regulasi baik legal formal maupun informal (Lincolin Arsyad). Dalam hal Ini, berarti pembangunan ekonomi merupakan suatu usaha tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemeritah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan.
Dari berbagai teori pertumbuhan yang ada yakni teori Harold Domar, Neoklasik, dari Solow, dan teori endogen oleh Romer, bahwasanya terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi (Todaro). Ketiganya adalah:
- Akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia.
- Pertumbuhan penduduk, yang beberapa tahun selajutnya akan memperbanyak jumlah angkatan kerja.
- Kemajuan teknologi
Pembangunan daerah dilaksanakan untuk mencapai tiga tujuan penting, yaitu mencapai pertumbuhan (growth), pemerataan (equity), dan keberlanjutan (sustainability) (Fitrah afrizal).
- Pertumbuhan (growth), tujuan yang pertama adalah pertumbuhan ditentukan sampai dimana kelangkaan sumber daya dapat terjadi atas sumber daya manusia, peralatan, dan sumber daya alam dapat dialokasikan secara maksimal dan dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan produktif.
- Pemerataan (equity), dalam hal ini mempunyai implikasi dalam pencapaian pada tujuan yang ketiga, sumber daya dapat berkelanjutan maka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah saja sehingga manfaat yang diperoleh dari pertumbuhan dapat dinikmati semua pihak dengan adanya pemerataan.
- Berkelanjutan (sustainability), sedangkan tujuan berkelanjutan, pembangunan daerah harus memenuhi syarat-syarat bahwa penggunaan sumber daya baik yang ditransaksikan melalui sistem pasar maupun diluar sistem pasar harus tidak melampaui kapasitas kemampuan produksi
Pembangunan daerah dan pembangunan sektoral perlu selalu dilaksanakan dengan selaras, sehingga pembangunan sektoral yang berlangsung didaerah-daerah, benar-benar dengan potensi dan prioritas daerah. Untuk keseluruhan pembangunan, daerah juga benar-benar merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan didalam mewujudkan tujuan nasional.
Hubungan Antar Variabel dengan Pertumbuhan Ekonomi
Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Investasi merupakan salah satu faktor yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya investasi secara otomatis suatu perusahaan dapat meningkatkan baik dari segi produktifitas maupun teknologinya, karena investasi merupakan tambahan modal bagi perusahaan yang menerima investasi. Harrod-Domar (1998) melakukan penelitian mengenai pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan membangun suatu model berdasarkan pengalaman negara maju. Penelitian ini mengungkapkan pengaruh investasi dalam proses pertumbuhan ekonomi adalah positif dan signifikan, khususnya mengenai pengaruh ganda yang dimiliki investasi melalui proses akselerasi dan proses multiplier yaitu pertama, menciptakan pendapatan yang juga disebut ”dampak permintaan”, dan kedua memperbesar kapasitas produksi perekonomian dengan menciptakan stok capital, yang juga disebut “dampak penawaran” dari investasi. Selama investasi netto tetap berlangsung, maka pendapatan riil dan output akan senantiasa membesar (Sukirno,2004).
Modal merupakan faktor penting, sebab dengan tersedianya modal maka faktor-faktor produksi lainnya akan dapat terpenuhi. Investasi yang diinvestir dalam pembangunan ekonomi mengutamakan kepada service motive yakni pemberian pelayanan, dorongan-dorongan kepada mesyarakat walaupun pertimbangan ekonomi juga diperhatikan. (Hasibuan,1987).
Teori perangkap tingkat keseimbangan rendah menjelaskan bahwa pada tingkat pendapatan perkapita yang rendah, tingkat penanaman modal juga rendah dan juga menyebabkan pertumbuhan dalam pendapatan nasional lebih rendah daripada tingkat pertambahan penduduk. Dalam keadaan seperti ini tingkat kesejahteraan masyarakat cenderung untuk kembali ke tingkat subsistense. Oleh sebab itu, diperlukan penanaman modal yang lebih besar, yang dapat menjamin agar dalam jangka panjang tingkat pertumbuhan ekonomi selalu lebih besar daripada tingkat pertumbuhan penduduk, sehingga akan menciptakan perbaikan dalam tingkat kesejahteraan masyarakat (Sukirno,1985).
Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Todaro, pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja dan merupakan salah satu faktor yang akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selain faktor produksi, jumlah tenaga kerja yang bekerja juga akan meningkat dari tahun ke tahun sehingga apabila dimanfaatkan dengan maksimal maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Jika merujuk pada teori Adam Smith yang itu dengan asumsi keadaan ekonomi selalu dalam kondisi full employment, maka secara otomatis setiap orang atau tenaga kerja dapat berproduktif baik berupa barang maupun jasa. Kemudian teori yang dikemukakan oleh David Ricardo yang dianggap mewakili kaum klasik dalam membangun teorinya. Sebagaimana ciri dari mazhab klasik Ricardo memusatkan perhatian pada peranan manusia dalam pertumbuhan ekonomi, atau dengan kata lain output nasional (GDP) tergantung/ditentukan semata-mata oleh tenaga kerja (Hudiyanto, 2013).
Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi
Investasi pemerintah yang dilakukan melalui pengeluaran pemerintah daerah memiliki kontribusi yang sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Pengeluaran pemerintah diwujudkan dalam bentuk fasilitas publik seperti jalan raya, jembatan, bandara, dan sebagainya. Selain itu, pengeluaran pemerintah ini diwujudkan dalam bentuk bantuan seperti untuk membiayai masyarakat yang produktif (UKM) dan sebagainya.
Pengeluaran Pemerintah menurut Sukirno dalam Sitaniapessy (2013) adalah bagian dari kebijakan fiskal, yaitu suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya, yang tercermin dalam dokumen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk nasional dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk daerah atau regional. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat output, maupun kesempatan kerja dan memacu atau mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sumber Bacaan
Suryana, 2000, Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Nanga, Muana, 2005, Makro Ekonomi, Teori, Masalah, dan Kebijakan, Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sadono Sukirno , 2004, Makro Ekonomi Teori Pengantar, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.
Melayu Hasibuan, 1987, Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia, Armico, Bandung.
Sadono Sukirno, 1985, Pengantar Teori Mikroekonomi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.
Hudiyanto, 2013, Ekonomi Pembangunan, Edisi Kedua, UMY, Yogyakarta.
Ahmad Ma’aruf dan Latri Wihastuti, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Determinan dan Prospeknya, Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, Volume 9, Nomor 1, April 2008, hlm. 44-45.
Rahardjo Adisasmita, Teori-Teori Pembangunan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi dan Pertumbuhan wilayah, cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta,2013, hlm. 4.
Boediono, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 4, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakrta, 1999, hlm.1.
Michael Todaro, Pembangunan Ekonomi Di dunia Ketiga, Erlangga, Jakarta, 2000, hlm. 44.
Lincolin Arsyad, Ekonomi Pembangunan, STIE YKPN, Yogyakarta, 1999, hlm. 12.
Todaro, Op.Cit, hlm. 92.
Fitrah afrizal, Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-2011,Makasar,hlm.12.