

Menghitung Rasio Nilai Perusahaan
Berdirinya suatu perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas yaitu untuk memaksimalkan nilai perusahaan tersebut. Kesejahteraan pemegang saham akan meningkat apabila nilai suatu perusahaan tinggi. Menurut Satorno (2010) Nilai perusahaan merupakan nilai suatu perusahaan di mata investor seandainya perusahaan tersebut akan dijual.
Nilai suatu perusahaan sering kali dikaitkan dengan harga sahamnya. Menurut Satorno (2010), nilai suatu perusahaan yang telah menjual sahamnya kepada publik dapat diukur dengan harga sahamnya. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut (Nurkhin et al, 2017). Nilai perusahaan mencerminkan pandangan investor terhadap suatu tingkat keberhasilan perusahaan di mana sering dikaitkan dengan harga saham, sehingga apabila harga saham tinggi, maka nilai perusahaan dapat menjadi tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Investor akan menilai tinggi suatu perusahaan jika investor memiliki kepercayaan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja dan prospek yang baik kedepannya, maka investor akan bersedia membayar lebih tinggi dengan harapan mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi di masa depan.
Salah satu cara untuk mengukur nilai perusahaan adalah dengan menggunakan harga saham menggunakan rasio yang disebut rasio penilaian. Rasio penilaian merupakan suatu rasio yang berkaitan dengan menilai kinerja saham perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal (go public) (Sudana, 2011:23). Rasio penilaian akan memberikan informasi seberapa besar investor menghargai perusahaan, sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham dengan harga yang lebih tinggi dibanding nilai bukunya. Beberapa rasio penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan adalah price earning rasio (PER), price to book value (PBV), dan Tobin’s Q.
Rasio Nilai Perusahaan
Dalam menjalankan usahanya nilai perusahaan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan karena nilai perusahaan dapat menggambarkan keberhasilan perusahaan yang dinilai dari harga saham perusahaan. Nilai perusahaan merupakan nilai jual sebuah perusahaan yang bersedia untuk dibayar investor sebagai suatu bisnis yang berjalan seiring dengan perkembangan perusahaan yang bersangkutan.(Azhar, Ngatno, & Wijayanto, 2018).Menurut (Rodiyah & Sulasmiyati, 2018) mengatakan bahwa “Nilai perusahaan merupakan refleksi penilaian oleh publik terhadap kinerja perusahaan secara nyata yang dapat diukur dengan melihat harga saham di pasar”Nilai perusahaan dapat dihitung dengan rasio nilai pasar yang memberikan informasi kepada manajemen tentang apa yang menjadi bahasan oleh investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa yang akan datang (M. Nurhayati, 2013).Menurut (Sintyana & Artini, 2018) mengatakan bahwa “Nilai perusahaan merupakan harga yang mampu dan yang bersedia dibayarkan oleh calon pembeli investor ketika perusahaan tersebut akan dijual.
Rasio Tobin’s Q
Secara umum Tobin’s Q merupakan salah satu ratio dalam mengukur nilai perusahaan, Tobin’s Q merupakan alat ukur ratio yang mendefinisikan nilai perusahaan sebagai bentuk nilai aset berwujud dan aset tidak berwujud. Tobin’s Q juga dapat menggambarkan efektif dan efisiennya perusahaan dalam memanfaatkan segala sumber daya berupa aset yang dimiliki perusahaan.
Classic q-theory of investment predicts that Tobin’s q, the ratio of capital’s market value to its replacement cost, perfectly summarizes a firm’s investment opportunities. (Peters and Taylor, 2017). Dapat diartikan Tobins-q atau q-theory merupakan rasio nilai pasar modal terhadap penggantian biaya dan mengukur semua peluang investasi perusahaan. Menurut (Naqsyabandi, 2015) mengatakan bahwa “ Tobin’s Q merupakan rasio nilai perusahaan dari nilai asetnya. Bila angka yang diperoleh lebih besar dari sebelumnya maka kemungkinan perusahaan mengelola asetnya lebih baik dan dapat meningkatkan laba perusahaan”. mengukur Tobin’s Q pada perusahaan perbankkan atau perusahaan sektor jasa lainnya dapat menggunakan dengan rumus :

AVCL : Kewajiban lancar perusahaan
AVCA : Aktiva lancar
AVLTD : Kewajiban jangka panjang
Menurut (Sudiyanto & Puspitasari, 2010) menyebutkan skors dari Tobin’s Q ratio antara lain :
- Jika hasil Tobin’s Q > 1 berarti manajemen perusahaan berhasil dalam mengelola aktiva atau aset perusahaan, Overvalued
- Jika hasil Tobin’s Q < 1 berarti manajemen perusahaan telah gagal dalam mengelola aktiva atau aset perusahaan.Undervalued
- Jika hasil Tobins’Q = 1 berarti manajemen perusahaan Stagnan dalam pengelolaan aset perusahaan. Average
Sumber Bacaan
Nurkhin, A., Wahyudin, A., dan Fajriah, A. (2017). Relevansi Struktur Kepemilikan Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Barang Konsumsi. Lampung: STIE.
Satorno, Agus. (2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikas Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Sintyana, I. P. H., & Artini, L. G. S. (2018). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 8(2), 757. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2019.v08.i02.p07
Azhar, Z. A., Ngatno, & Wijayanto, A. (2018). Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan melalui kebijakan dividen sebagai variabel intervening (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2016). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 7(4), 1–10.
Seally Nuraida Naqsyabandi. (2015). Analisis Penilaian Perusahaan Pada Sektor Perbankan Yang Terdiversifikasi (studi kasus perusahaan Perbankan Go Publik 2013
Sudiyanto, B., & Puspitasari, E. (2010). Tobin’s Q dan Altman Z-Score sebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. 2 No. 1, 9–21.