Pendapatan adalah satuan nilai yang digunakan untuk mengukur produksi barang dan jasa dalam suatu ekonomi. Pendapatan dapat dihasilkan melalui pekerjaan, perdagangan, atau sumber daya alam. Pendapatan mengukur jumlah barang dan/atau jasa yang dihasilkan oleh seseorang atau perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Umumnya, pendapatan diukur sebagai jumlah total uang yang diterima oleh individu dan perusahaan selama periode tersebut.
Pendapatan berfungsi sebagai sumber kekayaan bagi orang sepanjang hidup mereka. Pendapatan yang berasal dari aset, upah, investasi, dan sumber lainnya dapat disimpan untuk memberikan keamanan finansial di masa depan atau digunakan untuk membeli barang atau jasa seperti kebutuhan sehari-hari atau pendidikan.
Internal Revenue Service (IRS) mendefinisikan pendapatan sebagai kompensasi atas jasa yang diberikan. Pendapatan tidak merupakan jumlah uang tetap dan tidak harus dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada, upah, tip, komisi, dividen, dll.
Pengertian Pendapatan Menurut para Ahli
Menurut Suroto Pendapatan adalah semua penerimaan, baik berupa uang maupun barang, yang berasal dari pihak lain atau hasil industri, dinilai berdasarkan sejumlah uang dari nilai harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat penting bagi kelangsungan hidup dan penghidupan seseorang, baik secara langsung maupun tidak langsung (Suroto, 2000).
Menurut Antonio pendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset atau penurunan dalam liabilitas, atau kombinasi keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan, yang diakibatkan oleh investasi yang halal, keuntungan, seperti manajemen rekening investasi terbatas (Antonio, 2001: 204).
Menurut Sumitro Joyohadikusumo (1957), pendapatan adalah jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup masyarakat. Pendapatan per kapita, yang merupakan pendapatan yang dimiliki oleh setiap individu dalam suatu populasi, menjadi tolok ukur kemajuan atau perkembangan ekonomi. Pendapatan merupakan elemen penting dalam menjalankan usaha, karena nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha adalah indikator utama keberhasilan usaha tersebut.
Pendapatan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan suatu usaha. Semakin besar pendapatan yang diperoleh, semakin besar kemampuan usaha tersebut untuk membiayai pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang direncanakan. Kondisi finansial seseorang dapat diukur dengan konsep pendapatan, yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (Samuelson dan Nordhaus, 2013). Definisi lain menyatakan bahwa pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan, dan biasanya dihitung setiap tahun atau setiap bulan.
Menurut Sukirno (2002), pendapatan dapat dihitung melalui tiga metode:
- Metode pengeluaran: Pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai pengeluaran atau belanja atas barang dan jasa.
- Metode produksi: Pendapatan dihitung dengan menjumlahkan nilai total barang dan jasa yang dihasilkan.
- Metode pendapatan: Pendapatan diperoleh dengan menjumlahkan semua pendapatan yang diterima.
Pengertian pendapatan terdapat penafsiran yang berbeda-beda bagi pihak yang berkompeten disebabkan karena latar belakang disiplin yang berbeda dengan penyusunan konsep pendapatan bagi pihak tertentu
Menurut John J. Wild (2003;311) secara garis besar pendapatan dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu :
1. Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi
Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah kenaikan harta kekayaan karena perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.
2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi
Pandangan akuntansi memiliki keanekaragaman dalam memberikan pengertian pendapatan. Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah. Pada dasarnya konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu :
- Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk atau inflow. Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.6, menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk atau peningkatanpeningkatan lainnya atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajibankewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyelenggara jasa, pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas tersebut yang berlangsung terus-menerus.
- Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau outflow.
Menurut PSAK No.23 paragraf 06 Ikatan Akuntan Indonesia (2010;23.2), menyatakan bahwa:
“Pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”.
Menurut Kieso, Warfield dan Weygantd (2011;955), menjelaskan definisi pendapatan adalah sebagai berikut:
“Gross inflow ofeconomic benefits during the period arising in the ordinary activities of an entity when those inflows result in increases in equity, other than increases relating to contributions from equity participants”.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Menurut Skousen, Stice dan Stice (2010;161), menjelaskan definisi pendapatan adalah sebagai berikut:
“Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of its liabilities (or acombination of both) from delivering or producing goods, rendering services, orcarrying out other activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations”.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau aktivitas centra yang sedang berlangsung.
Menurut Theodurus M.Tuanakotta (2000;152), menjelaskan definisi pendapatan adalah sebagai berikut:
“Pendapatan (Revenue) dapat didefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Mengingat pentingnya sangat sulit mendefinisikan pendapatan sebagai unsur akuntansi pada dirinya sendiri. Pada dasarnya pendapatan adalah kenaikan laba. Seperti laba pendapatan adalah proses arus penciptaan barang atau jasa oleh suatu perusahaan selama suatu kurun waktu tertentu. Umumnya, pendapatan dinyatakan dalam satuan moneter (uang)”
Menurut Niswonger (2006;56), menjelaskan definisi pendapatan adalah sebagai berikut:
“Pendapatan merupakan kenaikan kotor ( gross) dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagang, pelaksanaan jasa kepada klien, menyewakan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”.
Menurut Nafarin ( 2006;15), menjelaskan definisi pendapatan adalah sebagai berikut:
“Pendapatan adalah Arus masuk harta dari kegiatan perusahaan menjual barang dan jasa dalam suatu periode yang mengakibatkan kenaikan modal yang tidak berasal dari kontribisi penanaman modal. Pendapatan dari kegaiatan perusahaan dagang dasarnya adalah suatu proses mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama jangka waktu tertentu”.
Pengertian pendapatan (Revenue) sering disama artikan dengan istilah penghasilan (income), tetapi sebenarnya berbeda. Perbedaannya dijelaskan dalam definisi sebagai berikut:
“Penghasilan didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).” (IAI;2010;23.1)
Bagi seorang produsen pendapatan adalah kenaikan kotor dalam jumlah atau nilai aktiva dan modal, dan biasanya kenaikan tersebut berwujud aliran kas masuk ke unit usaha. Aliran kas masuk ini terjadi terutama akibat penciptaan melalui produksi dan penjualan output perusahaan (Kam, 1998).
Pendapatan juga dapat didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga dan dividen, serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran (Samuelson dan Nordhaus, 2003).
Setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian ada dimiliki oleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada pengusaha dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji dan upah, tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga, dan keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing-masing jenis faktor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing-masing faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut (Sukirno, 2002).
Pendapatan atau disebut juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar faktor produksi (seperti halnya juga untuk barang-barang di pasar barang) ditentukan oleh tarik-menarik antara penawaran dan permintaan (Jaya, 2011) dalam kusumawardani (2014:9-10)
Jenis – Jenis Pendapatan
Secara umum, pendapatan dibagi menjadi tiga kategori menurut Suparmoko dalam Artaman (2015), yaitu:
- Gaji dan Upah: Imbalan yang diterima seseorang setelah melakukan pekerjaan untuk pihak lain, yang dibayarkan dalam periode harian, mingguan, atau bulanan.
- Pendapatan dari Usaha Sendiri: Nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayarkan. Usaha ini biasanya dimiliki oleh individu atau keluarga, dan tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri. Nilai sewa modal milik sendiri serta semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.
- Pendapatan dari Usaha Lain: Pendapatan yang diperoleh tanpa perlu mencurahkan tenaga kerja secara langsung, yang biasanya merupakan pendapatan sampingan. Contohnya termasuk pendapatan dari hasil menyewakan aset seperti rumah, ternak, dan barang lainnya, bunga dari uang, sumbangan dari pihak lain, dan pendapatan dari pensiun.
Menurut IRS, pendapatan dibagi menjadi dua jenis: pendapatan dari penyelesaian dan pendapatan dari transaksi.
- Pendapatan dari penyelesaian: Pendapatan yang diterima dari penjualan properti atau tanah.
- Pendapatan dari transaksi: Pendapatan yang diterima sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan. Ini mencakup semua aktivitas biasa, seperti mengumpulkan sewa dari properti, menjual saham, atau menyewakan apartemen, serta biaya terkait pekerjaan seseorang.
Pendapatan dari penyelesaian tidak menawarkan pengurangan pajak seperti pendapatan dari transaksi karena dianggap diperoleh oleh orang yang menjual sesuatu. Namun, pendapatan dari penyelesaian biasanya dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah daripada pendapatan dari transaksi. Hal ini karena penyelesaian dianggap tidak memiliki risiko atau ketidakpastian dan dapat dikenakan pajak lebih rendah karena lebih stabil. Pendapatan dari penyelesaian mencakup keuntungan dari penjualan properti atau aset serta pendapatan yang diperoleh dari layanan yang disediakan di luar pekerjaan utama (seperti bisnis sampingan).
Dari perspektif yang lebih luas, terdapat empat jenis pendapatan yang berbeda: pendapatan kena pajak, pendapatan bebas pajak, pendapatan yang dapat dibelanjakan, dan pendapatan diskresioner.
- Pendapatan kena pajak; Uang yang diperoleh dari pekerjaan atau bisnis. Ini adalah jenis pendapatan yang paling sering dipikirkan orang ketika berbicara tentang pajak.
- Pendapatan bebas pajak; Uang yang diperoleh dari investasi seperti saham, obligasi, atau sertifikat deposito (CD), yang sering kali mencakup pembayaran bunga.
- Pendapatan yang dapat dibelanjakan; Uang yang digunakan untuk hal-hal yang dibelanjakan individu, seperti belanjaan dan biaya parkir.
- Pendapatan diskresioner; Dana yang tersisa setelah memenuhi kebutuhan dasar.
Mari kita lihat lebih detail:
- Pendapatan Kena Pajak; Uang yang diperoleh dari pekerjaan atau bisnis. Ini adalah jenis pendapatan yang paling sering dipikirkan orang ketika berbicara tentang pajak.
- Pendapatan Bebas Pajak; Uang yang diperoleh dari investasi seperti saham, obligasi, atau sertifikat deposito (CD), yang sering kali mencakup pembayaran bunga.
- Pendapatan yang Dapat Dibelanjakan; Uang yang digunakan untuk hal-hal yang dibelanjakan individu, seperti belanjaan dan biaya parkir.
- Pendapatan Diskresioner; Dana yang tersisa setelah memenuhi kebutuhan dasar.
Pendapatan, sumber kehidupan bagi individu maupun bisnis, hadir dalam berbagai bentuk, masing-masing dengan karakteristik dan implikasi tersendiri. Memahami perbedaan antara jenis pendapatan penting untuk perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan. Mari kita telusuri beberapa kategori pendapatan umum dan bagaimana mereka membentuk lanskap keuangan.
- Pendapatan Berkala:
Pendapatan berkala, fondasi kestabilan keuangan, mengalir secara teratur, menyediakan aliran pendapatan yang andal. Bisnis berkembang dengan pendapatan berkala, yang sering berasal dari model berlangganan, biaya keanggotaan, atau pendapatan iklan yang konsisten. Di dunia yang terhubung secara global saat ini, pemasaran memainkan peran penting dalam memelihara dan mempertahankan aliran pendapatan ini. Misalnya, individu dapat memanfaatkan platform seperti Amazon untuk memasarkan produk, mendapatkan komisi, atau menawarkan layanan khusus melalui saluran media sosial. - Pendapatan Tidak Berkala:
Sebaliknya, pendapatan tidak berkala tiba secara sporadis, sering kali terkait dengan transaksi atau acara satu kali. Bayangkan seorang pelanggan restoran yang makan seminggu sekali dibandingkan dengan yang makan setiap hari – perbedaan pengeluaran tahunan tersebut menggambarkan perbedaan antara pendapatan berkala dan tidak berkala. Contoh-contoh termasuk dividen, yang memberikan imbalan kepada pemegang saham secara berkala, atau pembayaran satu kali seperti hadiah atau bonus. Pendapatan tiba-tiba ini menyuntikkan likuiditas namun kurang memiliki konsistensi dari pendapatan berkala. - Pendapatan Berbasis Komisi:
Pendapatan berbasis komisi bergantung pada kinerja, memberikan imbalan kepada individu berdasarkan kemampuan mereka untuk meningkatkan penjualan atau referensi. Baik melalui penjualan langsung maupun generasi lead, komisi mengalokasikan insentif dengan hasil, mendorong individu untuk memaksimalkan penghasilan. Model pendapatan ini memberdayakan individu untuk memanfaatkan kecakapan penjualan dan jaringan mereka, mendapatkan imbalan sebanding dengan usaha mereka.
Memahami jenis pendapatan ini sangat penting untuk perencanaan keuangan, karena masing-masing menawarkan peluang dan tantangan unik. Sementara pendapatan berkala menawarkan stabilitas dan prediktabilitas, pendapatan tidak berkala menyuguhkan variasi dan kegembiraan. Sementara itu, pendapatan berbasis komisi, memberikan imbalan atas kerja keras dan kinerja, menawarkan potensi tak terbatas bagi mereka yang mahir dalam penjualan dan persuasi.
Pengukuran Pendapatan
Pada saat suatu pendapatan diakui, ada dua aspek penting yang perlu dipertimbangkan:
- Pengukuran Pendapatan: Pendapatan perlu diukur dengan satuan atau ukuran moneter yang dapat dinyatakan dalam nilai uang. Pengukuran ini memungkinkan pendapatan untuk dapat dihitung secara objektif dan dilaporkan secara jelas. Nilai uang yang terkait dengan pendapatan mencerminkan nilai dari hasil atau penerimaan yang diperoleh dari aktivitas tertentu, seperti penjualan barang atau jasa, dividen, bunga, dan lain sebagainya. Pengukuran pendapatan ini penting untuk keperluan pelaporan keuangan dan evaluasi kinerja keuangan suatu entitas.
- Penetapan Waktu Pendapatan: Pendapatan hanya dapat diakui pada waktu tertentu sesuai dengan prinsip pengakuan pendapatan. Penetapan waktu yang tepat untuk mengakui pendapatan sangat penting agar informasi keuangan yang disajikan menjadi akurat dan dapat diandalkan. Pendapatan biasanya diakui pada saat terjadinya transaksi atau kegiatan yang menghasilkan pendapatan, yang disebut sebagai titik pengakuan. Penetapan waktu yang tepat memastikan bahwa pendapatan dilaporkan pada periode pelaporan yang relevan dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan”.
Unsur-unsur Pendapatan
Unsur-unsur pendapatan merupakan komponen penting dalam menentukan sumber dan jenis pendapatan yang diperoleh oleh suatu entitas. Berikut adalah penjelasan yang lebih rinci mengenai unsur-unsur pendapatan:
- Pendapatan Hasil Produksi Barang atau Jasa, Unsur pertama adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi barang atau jasa. Ini mencakup semua penerimaan yang berasal dari penjualan produk atau jasa yang dihasilkan oleh entitas. Pendapatan ini merupakan hasil langsung dari kegiatan pokok atau operasional entitas dan merupakan sumber utama pendapatan.
- Imbalan atas Penggunaan Aset atau Sumber Ekonomis, Unsur kedua adalah imbalan yang diterima oleh entitas atas penggunaan aktiva atau sumber daya ekonomisnya oleh pihak lain. Ini dapat termasuk pembayaran sewa atas properti, royalti atas penggunaan hak kekayaan intelektual, atau pendapatan dari penyewaan peralatan atau fasilitas. Imbalan ini tidak berasal dari penjualan produk atau jasa, tetapi dari penggunaan aktiva yang dimiliki oleh entitas.
- Penjualan Aktiva Diluar Barang Dagangan, Unsur ketiga adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva yang bukan merupakan bagian dari barang dagangan perusahaan. Ini mencakup penjualan aset tetap seperti tanah, bangunan, mesin, atau investasi jangka panjang lainnya. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan adalah sumber pendapatan tambahan yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan suatu entitas.
Sumber-sumber Pendapatan
Dalam pendapatan diketahui bahwa sumber pendapatan itu dapat melalui beberapa aspek dimana dapat dijabarkan menjadi tiga sumber pendapatan yaitu :
1) Pendapatan operasional, yaitu pendapatan yang berasal dari aktivitas utama perusahaan.
2) Pendapatan non operasional, pendapatan yang tidak terkait dengan aktivitas perusahaan, yaitu pendapatan yang didapat dari faktor eksternal.
3) Pendapatan luar biasa (extra ordinary), yaitu pendapatan yang tak terduga dimana pendapatan ini tidak sering terjadi dan biasanya diharapkan tidak terulang lagi dimasa yang akan datang. (Baridwan, 2011:28-35)
Klasifikasi Pendapatan
Menurut Kusnadi (2000;19) menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu :
Pendapatan Operasional
Pendapatan Operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya.
Pendapatan operasional untuk setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan adalah pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang dan penjualan jasa yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok perusahaan
Pendapatan operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu :
- Penjualan kotor yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barang-barang maupun jasa sebelum dikurangi dengan berbagai potongan-potongan atau pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada langganan atau yang membutuhkannya.
- Penjualan bersih yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah diperhitungkan atau dikurangkan dengan berbagai potongan-potongan yang menjadi hak pihak pembeli. Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu :
- Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan tersebut.
- Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi.
- Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan para investor.
Pendapatan Non Operasional
Pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, akan tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan. Adapun jenis dari poendapatan ini dapat dibedakan sebagai berikut :
- Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain. Contohnya, pendapatan bunga, sewa, royalti dan lain-lain.
- Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi. Contohnya, penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tak berwujud.
Pendapatan bunga, sewa, royalti, keuntungan (laba), penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan dividen merupakan pendapatan diluar usaha bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan. Dan pendapatan yang diperoleh dari peningkatan ekuitas dari transaksi-transaksi yang bukan kegiatan utama dari entitas dan dari transaksitransaksi atau kejadian-kejadian lainnya serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan dari investasi pemilik disebut dengan keuntungan.
Referensi
Suroto. (2000). Manajemen Keuangan: Pendekatan Teori dan Praktik. BPFE Yogyakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat.
Tuanakotta, T. (1984). Teori Akuntansi. Penerbit Salemba Empat.
Antonio, M. S. (2001). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat.
Joyohadikusumo, S. (1957). Manajemen Perusahaan. Ghalia Indonesia.
Samuelson, P. A., & Nordhaus, W. D. (2013). Economics. McGraw-Hill Education.
Sukirno, S. (2002). Mikro Ekonomi: Teori Pengantar. PT Raja Grafindo Persada.
Wild, J. J. (2003). Financial Accounting: Information for Decisions. McGraw-Hill Education.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Standar Akuntansi Keuangan.
Kieso, D. E., Warfield, T. D., & Weygandt, J. J. (2011). Intermediate Accounting. John Wiley & Sons.
Skousen, K. F., Stice, J. D., & Stice, E. K. (2010). Intermediate Accounting. Mason: South-Western Cengage Learning.
Tuanakotta, T. M. (2000). Akuntansi Keuangan Menengah I. Jakarta: Salemba Empat.
Niswonger, W. S. (2006). Introduction to Financial Accounting. Mason: South-Western Cengage Learning.
Nafarin. (2006). Dasar-dasar Akuntansi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
IAI. (2010). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.
Kam, V. (1998). Economic Issues and Policy. Mason: South-Western Cengage Learning.
Baridwan, Z. (2011). Intermediate Accounting. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kusnadi. (2000). Akuntansi Perusahaan Jasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jaya. (2011). Ekonomi Makro. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Lihat Komentar (32)
sumbernya dari buku apa kalau boleh tahu? 😁
Nordhaus, Samuelson. 2003. Ilmu Mikoekonomi. Jakarta : PT. Global Media Edukasi.
Sadono, Sukirno. 2002, Pengantar Teori Makroekonomi, edisi kedua, Rajawali Pers, Jakarta
Artaman, 2015. Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang di Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar. Bali: Universitas Udayana
Baridwan, Zaki. 2011. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta : BPFE.
Tolong kak dicantumkan sumbernya untuk refrensi skripsi
Nordhaus, Samuelson. 2003. Ilmu Mikoekonomi. Jakarta : PT. Global Media Edukasi.
Sadono, Sukirno. 2002, Pengantar Teori Makroekonomi, edisi kedua, Rajawali Pers, Jakarta
Artaman, 2015. Analisis Faktor – Faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang di Pasar Seni Sukawati di Kabupaten Gianyar. Bali: Universitas Udayana
yang sumber pendapatan gak ada referensi nya yah kak ?
Baridwan, Zaki. 2011. Intermediate Accounting Edisi 8. Yogyakarta : BPFE.
(Suroto, 2000)
yang ini kok tak ada di referensi?
Suroto. 2000. Strategi pembangunan dan Perencanaan Perencanaan Kesempatan Kerja.Yogyakarta: Gajah Mada Univercity.
Referensinya dari mana Menurut Sumitro dalam Prakoso (2013)
Sumitro. (1957). Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan Dan Ekonomi Pembagunan. LP3ES.
Samuelson & Nordhaus.(1993). Perekonomian Indonesia, edisi 2, Erlangga. Jakarta.(Jimmi Sadely)
Menurut Sumitro dalam Prakoso (2013)
ada referensinya kah
Menurut Sumitro Joyohadikusumo (1957) ; pendapatan merupakan jumlah barang dan jasa yang memenuhi tingkat hidup masyarakat, dimana dengan adanya pendapatan yang dimiliki masyarakat dapat memenuhi kebutuhan, dan pendapatan rata-rata yang dimiliki oleh tiap jiwa disebut juga dengan pendapatan perkapita serta menjadi tolok ukur kemajuan atau perkembangan ekonomi.
Sumitro. (1957). Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan Dan Ekonomi Pembagunan. LP3ES.
Terima Kasih. Sangat Membantu
Halo, mau nanya referensi pendapatan menurut nafarin darimana ya? Terima kasih sebelumnya
Nafarin 2006. Penganggaran Perekonomian. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat
Literasi bacaan untuk materi ini (Semoga membantu terima kasih)
John J. Wild. 2003. Financial Accounting : Information For Decisions. Edisi Kedua. Diterjemahkan oleh Yanivi S. Bachtiar. Jakarta: SalembaEmpat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. (PSAK) No. 23.
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2011. Akuntansi Intermediate. Edisi Ketujuhbelas. Jilid Dua. Diterjemahkan oleh Emil Salim. Jakarta: Erlangga.
Niswonger. 2006. Prinsip Prinsip Akuntansi. Edisi Kesembilanbelas. Diterjemahkanoleh Alfonsus Sirait, Helda Gunawan. Jakarta: Erlangga.
Stice, James D, Earl K.Stice, K.Fred Skousen. 2009. Akuntansi Keuangan. Edisi Keenambelas. Diterjemahkan oleh Ali Akbar. Jakarta: SalembaEmpat.
Nafarin. 2006. Penganggaran Perekonomian. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Kusnadi. 2000. Akuntansi Keuangan Menengah (Prinsip , Prosedur, dan Metode). Edisi Keduapuluhsatu. Jakarta: SalembaEmpat.
Jayatmaja, Alan. Intermediate Accounting. Edisi IFRS. 2010. Jilid Dua. Bandung.
James D, Earl K.Stice, K.FredSkousen. 2000. Akuntansi Keuangan. Edisi Keenambelas. Diterjemahkan oleh Ali Akbar. Jakarta:SalembaEmpat.
Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2008. Akuntansi Intermediate. Edisi Kesepuluh. Jilid Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Di halaman berapa ya kak Pengertian pendapatan dalam Suroto. 2000. Strategi pembangunan dan Perencanaan Perencanaan Kesempatan Kerja.Yogyakarta: Gajah Mada Univercity ?
Terima kasih 😊
Suroto (2000: 26)
Buku edisi ke berapa yaa?
Soalnya sy cari di edisi kedua tdk ada mengenai pengertian pendapatan dihalaman 26
Edisi ke berapa ya kak? soalnya yg edisi kedua nya gak ada di halaman itu
coba di edisi pertama