

Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo-Klasik
Ahli ekonomi Neo-Klasik yang terkenal, yaitu Yoseph Schumpeter, dalam bukunya The Theory of Economics Development menekankan tentang peranan pengusaha dalam pembangunan. Menurutnya pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan terputus-putus (discountinuos). Pembangunan ekonomi disebabkan oleh karena adanya perubahan-perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Sebagai kunci dari teori Schumpeter adalah bawa untuk perkembangan ekonomi, faktor yang terpenting adalah entrepreneur, yaitu orang yang memiliki inisiatif untuk perkembangan produk nasional.
Yoseph Schumpeter berkeyakinan bahwa pembangunan ekonomi diciptakan oleh inisiatif golongan pengusaha yang inovatif, yaitu golongan masyarakat yang mengorganisasikan barang-barang yang diperlukan masyarakat secara keseluruhan. Merekalah yang menciptakan inovasi dan pembaharuan dalam perekonomian. Pembaharuan yang diciptakan para pengusaha itu dalam bentuk :
- Memperkenalkan barang baru.
- Menggunakan cara-cara baru dalam memproduksi barang.
- Memperluas pasar barang ke daerah-daerah baru.
- Mengembangkan sumber bahan mentah yang baru.
- Mengadakan reorganisasi dalam suatu perusahaan atau industri (Suryana, 2000).
Menurut teori Schumpeter, semakin tinggi tingkat kemajuan perekonomian, maka makin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat dan pada akhirnya akan terjadi keadaan yang tidak berkembang (stationary state). Namun, berbeda dengan pandangan Klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah dan kualitas penduduk, sumber daya modal dan teknologi, sistem sosial dan sikap masyarakat, sumber daya alam, luas pasar atau pangsa pasar.
Adanya perkembangan teknologi, menurut pandangan Neo-Klasik merupakan salah satu faktor pendorong kenaikan pendapatan nasional, yang dimaksud dengan perkembangan teknologi dalam teori ini adalah penemuan-penemuan baru yang relatif lebih bersifat penghematan buruh sehingga dengan adanya kemajuan teknis akan menciptakan permintaan yang kuat akan barangbarang kapital. Proses perkembangan ekonomi menurut teori ini adalah sebagai hasil dari hubungan harmonis antara faktor internal dan faktor eksternal ekonomi. Faktor internal ekonomi timbul karena adanya kenaikan skala produksi sebagai akibat adanya efisiensi (hasil dari adanya mesin-mesin baru, spesialisasi, pasar yang lebih luas, dan manajemen yang lebih baik), sedangkan eksternal ekonomi timbul sebagai akibat adanya perkembangan industri yang saling ketergantungan dan komplementer dari berbagai sektor produksi dalam perekonomian.
Robert Solow dan Trevor Swan mengemukakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi akan tergantung pada pertambahan penyediaan faktor produksi (penduduk, tenaga kerja dan akumulasi kapital) dan tingkat kemajuan teknologi. Pandangan ini yang didasari oleh anggapan Klasik, bahwa perekonomian akan tetap mengalami tingkat pengerjaan penuh (full employment), dan kapasitas peralatan modal akan tetap sepenuhnya digunakan sepanjang waktu. Jadi, sampai mana perekonomian akan berkembang tergantung pada pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, dan kemajuan teknologi.
Sumber Bacaan
Suryana, 2000, Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.